Hal yang menegangkan saat tukat cincin bulan Januari kemarin
adalah saat rencana diskusi penentuan tanggal belum berakhir dengan lancar dan
belum berjodoh untuk punya pendapat yang sama. Dan karena ada perbedaan
pendapat, tanggal finalnya diinfokan kemudian hari. Prosesnya pun agak drama, tapi aku pasrah :')
Misscom memang menjadi hal yang bisa memecah belah, apalagi
ditambah kalau manusianya selalu su'udzon. Aku, menghindari banget hal itu.
menjaga tutur kata, terbuka setiap informasi yang ada. Mengurangi tingkat
kekecawaan orang dalam prosesnya. Kita ngga bisa menghindari orang tua atau
keluarga kita berharap terhadap acara ini, tapi kita juga mesti kasih
pengertian bahwa, kasihanilah anakmu ini. Hahaha.
Agak umum banget ya kata-katanya, hahaha. Ada hal internal
yang harus disimpan sendiri dan ada hal lain yang mungkin bermanfaat buat
kalian. Seperti, harus punya pendirian, tidak bermaksut berani, tapi keadaan
jaman dulu dan jaman sekarang 'agak' berbeda. Itu yang keluarga perlu tahu.
Penting juga keluarga tahu kemampuan kamu, entah dari segi apapun itu, jadi
pengharapan mereka sama kamu tidak terlampau banyak dan tinggi.
Di saat-saat seperti ini, kamu juga harus tunjukan kalau
kamu anak yang berbakti kepada orang tua, dengan memenuhi 'kebutuhan' mereka,
kebutuhan tidak terbatas pada barang atau uang, tetapi waktu luang juga.
Nyenengin mereka sebagai anak yang masih single lah, barangkali ada diantara
kita lebih banyak habiskan waktu diluar rumah atau lebih banyak bersama teman
dan pekerjaan dibanding keluarga :'D. Fully for parents pokoknya, kalau udah
nikah, waktu dan fikiranmu pasti terbagi dan terbatas 'sedikit' kan, karena
kamu dibawah suamimu :')
Setelah menunggu beberapa minggu dibarengi dengan drama
tiada henti, akhirnya ALHAMDULILLAH, keluarlah tanggalnya. Tapi PR aku dan dia
belum selesai. Akad nikah dan resepsi kami beda hari :”D
Akad nikahnya harus Hari Jumat Pagi dan resepsinya di Hari
Sabtu Siang. Karena kami berdua berasal dari keluarga Jawa, tapi Jawanya beda
daerah, mungkin ada perbedaan pendapat disitu. Sebenernya dari segi agama,
semua hari baik dan kalau bisa disegerakan lebih bagus. Tapi mengingat kultur
kami seperti itu dan persiapan kami yang belum full plus kondisi keluarga rizky
yang memang hampir semuanya dari Jogja, maka, keputusan seperti itu dinilai
yang paling terbaik. Wallahu alam.
Resultnya,
Jarak antara tukar cincin dan akad nikah memang
agak jauh, dan ternyata ujian demi ujian itu pun dimulai ……….